Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bersifat Assosiatif Beserta Contohnya
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bersifat Assosiatif Beserta Contohnya| Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam bergaul, berbicara, bersalaman, bahkan bertentangan sekalipun kita memerlukan orang lain. Dalam bergaul dengan orang lain selalu ada timbal balik atau melibatkan dua belah pihak.
Interaksi sosial merupakan ciri khas kehidupan bermasyarakat/sosial. Artinya kehidupan bermasyarakat/sosial akan kelihatan nyata dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain. Contoh: keramaian di pasar, buruh pabrik berdemontrasi, dan pelajar belajar di kelas.
Interaksi sosial terjadi apabila satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi bagi individu-individu lain. Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan yang berupa kerja sama tetapi juga dapat berupa persaingan dan pertikaian.
Interaksi sosial merupakan ciri khas kehidupan bermasyarakat/sosial. Artinya kehidupan bermasyarakat/sosial akan kelihatan nyata dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain. Contoh: keramaian di pasar, buruh pabrik berdemontrasi, dan pelajar belajar di kelas.
Interaksi sosial terjadi apabila satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi bagi individu-individu lain. Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan yang berupa kerja sama tetapi juga dapat berupa persaingan dan pertikaian.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial secara garis besar dapat kita bedakan menjadi dua yaitu interaksi sosial yang bersifat assosiatif dan interaksi sosial yang bersifat dissosiatif. Untuk lebih jelasnya akan kita uraikan satu persatu.
A. Interaksi sosial yang bersifat assosiatif
Interaksi sosial yang bersifat assosiatif dapat berbentuk kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
Kerja sama salah satu bentuk Bentuk Interaksi Sosial Bersifat Assosiatif |
1)Kerja sama (cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia mulai berinteraksi dengan sesamanya. Kebiasaan kerja sama dimulai sejak kanak-kanak, mulai dari dalam kehidupan keluarga lalu meningkat kelompok sosial yang lebih luas. Kerja sama akan berkembang apabila menghadapi situasi tertentu antara lain:
- tantangan alam yang ganas;
- pekerjaan yang membutuhkan tenaga massal;
- upacara keagamaan yang sakral;
- musuh yang datang dari luar.
Kerja sama bisa bersifat konstruktif (membangun), bias juga destruktif (merusak). Contoh kerja sama konstruktif yaitu guru dan siswa memulihkan nama baiksekolah akibat dinodai sejumlah siswa yang melakukan tindakan kriminalitas. Adapun contoh kerja sama yang bersifat destruktif adalah tawuran antarpelajar. Selain itu kerja sama juga bisa bersifat agresif apabila suatu kelompok mengalami kekecewaan yang berkepanjangan akibat rintangan-rintangan dari luar kelompok. Bentuk-bentuk kerja sama meliputi antara lain:
- bargaining yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih;
- cooperation yaitu penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dari suatu organisasi untuk menghindari terjadinya kecurangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan;
- coalition yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama;
- joint venture yaitu kerja sama dalam usaha proyek-proyek tertentu. Di pedesaan kerja sama merupakan tradisi turun temurun, yang disebut dengan istilah gotong royong. Misalnya untuk masyarakat Jawa gotong royong disebut gugur gunung, di Sunda disebut sambat sinambat, di Batak disebut raron, di Manado disebut mapulus, dan di Bali disebut arud kelod ketog semprong
2) Akomodasi
Akomodasi adalah keseimbangan interaksi social dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat. Akomodasi sering terjadi dalam situasi konflik sosial (pertentangan). Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga pihak lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Akomodasi dilakukan bertujuan untuk:
- mengurangi pertentangan akibat perbedaan paham,
- mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu,
- mewujudkan kerja sama antara kelompok-kelompok yang hidup terpisah akibat psikologis serta culturaldan mengusahakan peleburan kelompokkelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk akomodasi antara lain berikut ini:
- Koersi (coercion), yaitu bentuk akomodasi yang terjadi karena adanya pelaksanaan dari pihak lain yang lebih kuat. Contoh: sistem pemerintahan komunis.
- Kompromi (compromise), yaitu bentuk akomodasi di mana pihak yang mengalami perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian. Contoh: gencatan senjata dua pihak yang berperang.
- Arbitrasi (arbitration), yaitu bentuk akomodasi yang melibatkan pihak ketiga dalam menyelesaikan suatu konflik. Dalam hal itu pihak ketiga bersifat netral. Contoh: penyelesaian antara dua negara yang sedang perang oleh PBB sebagai pihak ketiga.
- Toleransi yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing.
- Mediasi yaitu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi, namun pihak ketiga tidak mempunyai wewenang memutuskan masalah, hanya sebatas sebagai penasihat.
- Konversi (conversion) yaitu konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
- Konsiliasi yaitu penyelesaian konflik dengan jalan mempertemukan pihak-pihak yang bertikai di meja perundingan.
- Ajudikasi yaitu penyelesaian konflik di meja pengadilan.
- Stalemate yaitu bentuk akomodasi di mana pihak yang berselisih mempunyai kekuatan seimbang. Keduanya sadar bahwa tidak mungkin maju atau mundur, sehingga pertentangan antara keduanya akan berhenti pada suatu titik.
- Segregasi yaitu upaya untuk saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertikai untuk mengurangi ketegangan.
- Ceasefire yaitu menunda perselisihan dalam jangka waktu tertentu sambil mengupayakan terselenggaranya penyelesaian konflik.
- Dispasement yaitu mengakhiri konflik dengan mengalihkan pada objek masing-masing
3) Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama. Dengan demikian, lambat laun tidak ada perbedaan antara individu dengan kelompok untuk mengurangi perbedaan tersebut. Usaha-usaha asimilasi meliputi mempererat kesatuan tindakan, sikap, perasaan dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Hasil dari proses asimilasi antara lain lahir:- kelompok-kelompok manusia dengan berbeda kebudayaan;
- individu-individu sebagai warga kelompok yang saling mengenal;
- kebudayaan baru dari kelompok yang saling menyesuaikan diri.
4) Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul karena penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan asli. Akulturasi merupakan perpaduan dua unsur kebudayaan dalam kurun waktu yang lama. Dalam akulturasi unsur-unsur kebudayaan asing tersebut melebur ke dalam kebudayaan asli, dengan tidak menghilangkan kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut. Contohnya perpaduan musik Melayu dengan musik Spanyol menjadi/lahir musik keroncong. Unsur-unsur yang mudah diterima dalam alkulturasi,antara lain:- kebudayaan material;
- teknologi baru yang manfaatnya cepat dirasakan dan mudah dioperasikan, misalnya kebudayaan pertanian (alat-alat, pupuk, dan benih);
- kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat (kesenian, olahraga);
- kebudayaan yang pengaruhnya kecil, misalnya model pakaian
Itulah yang dapat kami sampaikan pada Artikel yang bejudul Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bersifat Assosiatif Beserta Contohnya. Baca juga artikel terkait tentang Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bersifat Dissosiatif Beserta Contohnya dan Ciri Ciri Interaksi Sosial dan Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial . Selamat belajar !
Belum ada Komentar untuk "Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bersifat Assosiatif Beserta Contohnya"
Posting Komentar